Antara Kondisi Dunia dan Akhirat
Meta Data Kajian
- Pemateri: Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc
- Materi: Riyadush Shalihin
- Sub Materi: BAB 50 | Al-Khauf (rasa takut kepada Allah)
- Tanggal: 2025-12-03T00:00:00.000+07:00
- Link Kajian: https://www.youtube.com/live/qTjkYRlg5KA?si=Xbs5f_CrvjG2jHMX
Catatan Kajian
Kajian ini merupakan kelanjutan pembahasan Surah Al-Hajj ayat 1, di mana Allah memerintahkan takwa dan mengingatkan akan dahsyatnya guncangan Hari Kiamat (zalzalat as-sā'ah).
1. Perbandingan yang Jomplang (Syai'un 'Aẓīm vs. Sayap Nyamuk)
Hari Kiamat: Digambarkan sebagai Syai'un 'Aẓīm (hal yang sangat besar/dahsyat), di mana gunung-gunung hancur menjadi debu, langit terbelah, dan kengeriannya tidak dapat diukur (lā yuqaddar qadruhu).
Dunia: Nabi ﷺ menyatakan bahwa dunia tidak senilai dengan salah satu sayap nyamuk. Jangan berebut sayap nyamuk. Jika dibandingkan, Hari Kiamat dan dunia adalah dua hal yang sangat kontras dan tidak layak untuk dikomparasikan. Membandingkan dunia dengan Kiamat ibarat membandingkan ketajaman pedang dengan tumpulnya tongkat kayu—ini adalah penghinaan terhadap pedang.
2. Bahaya Paradoks Prioritas
Ustadz menyoroti paradoks dalam hidup manusia:
Prioritas Dunia: Kita bekerja keras, menginvestasikan waktu dan uang (bahkan miliaran), dan sangat khawatir terhadap masalah duniawi (yang nilainya di bawah sayap nyamuk).
Pengabaian Akhirat: Kekhawatiran terhadap kengerian Hari Kiamat yang pasti terjadi tidak cukup kuat untuk memotivasi kita shalat Subuh, beribadah, atau berinfak/bersedekah (yang merupakan investasi tanpa opsi rugi).
Intinya: Seringkali kita lebih takut pada "nyamuk" (dunia) daripada pada "Syai'un 'Aẓīm" (Hari Kiamat).
3. Faedah dan Nasihat
Dunia adalah Tipuan: Dunia adalah perhiasan yang menipu (matā'ul ghurūr). Tipuannya begitu hebat hingga banyak orang yang cerdas pun terkecoh dan melupakan hakikat Akhirat.
Jadikan Dunia Jembatan: Dunia harus dijadikan jembatan atau sarana menuju Akhirat, bukan tujuan akhir.
Kunci Zuhud: Dunia harus berada di genggaman tangan, bukan di dalam hati. Kita harus memastikan orientasi hidup, cita-cita, dan kinerja kita berfokus pada ridha Allah (Maliki Yaumiddīn) dan persiapan menghadapi Hari Kiamat.
Perlunya Support System: Butuh pertolongan Allah, muhasabah diri, dan lingkungan (support system) yang baik (solid dan zuhud) agar kita tidak tergelincir dalam tipuan dunia.