Bentuk Kasih Sayang Allah yang tidak Terduga

Meta Data Kajian

Catatan Kajian

Kajian ini adalah lanjutan tafsir Surah Ali Imran ayat 28 dan 30, Saat Allah SWT Memperingatkan Kita Tentang Diri-Nya, dengan fokus pada frasa "Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri-Nya" (Wa yuḥaẓẓirukumullāhu nafsah) dan penutupnya "Dan Allah Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya" (Wallāhu ra'ūfun bil-'ibād).

QS. Ali 'Imran 3:30

يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَّا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُّحْضَرًا ۛوَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوْۤءٍ ۛ تَوَدُّ لَوْ اَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهٗٓ اَمَدًاۢ بَعِيْدًا ۗوَيُحَذِّرُكُمُ اللّٰهُ نَفْسَهٗ ۗوَاللّٰهُ رَءُوْفٌۢ بِالْعِبَادِ ࣖ

Artinya: "(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan) atas kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya, (begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dia kerjakan. Dia berharap sekiranya ada jarak yang jauh antara dia dengan (hari) itu. Dan Allah memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya. Allah Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya."

Faedah Kajian Aplikasi Sehari-hari Referensi
1. Peringatan Sebagai Bentuk Kasih Sayang Berubah Sekarang: Peringatan keras Allah tentang azab dan murka-Nya (yuḥaẓẓirukumullāhu nafsah) sebenarnya adalah wujud kasih sayang-Nya (ra'ūfun bil-'ibād) agar kita sadar dan segera berbenah diri, bertaubat, dan beristigfar sebelum terlambat. Al-Qur'an (Surah Ali Imran: 30): "...Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri-Nya. Dan Allah Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya."
2. Kengerian Penampakan Amal Buruk Jauhi Dosa: Di hari kiamat, semua amal buruk akan ditampakkan. Saat itu, seseorang akan sangat berharap jarak antara dirinya dengan keburukan itu sangat jauh. Harapan ini tidak berguna di akhirat, tetapi sangat berguna jika diaplikasikan sekarang dengan meninggalkan dosa. Tafsir Imam Ath-Thabari: Menjelaskan bahwa pada hari itu, hamba berharap ada jarak yang sangat jauh antara dirinya dan keburukan yang telah ia kerjakan.
3. Ketidakmampuan Menahan Azab Akhirat Bersungguh-sungguh dalam Ketaatan: Azab akhirat dipastikan berada di luar batas kemampuan manusia (mā lā qibala lakum bih), jauh lebih berat dari ujian di dunia yang masih sesuai dengan kemampuan kita (lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā). Ini harus memotivasi kita untuk bersungguh-sungguh menghindari maksiat. Penjelasan Ustadz: Allah memberikan peringatan azab yang kalian tidak akan mampu hadapi dan tahan.
4. Kesadaran dan Taubat di Saat Terakhir Tidak Diterima Jangan Menunda Taubat: Sadar dan beriman saat nyawa sudah di tenggorokan atau azab sudah di depan mata adalah taubat yang tidak ada gunanya. Kesadaran harus dilakukan selagi masih ada waktu dan kesempatan. Al-Qur'an (Surah Yunus: 90-91) (Kisah Firaun): Firaun beriman (āmannatu) ketika sudah tenggelam, tetapi Allah menjawab, "Apakah baru sekarang? Padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan."
5. Rukun Ibadah Keseimbangan: Ibadah harus ditegakkan di atas tiga rukun utama: Cinta (Mahabbah), Harap (Rajā') dan Takut (Khauf). Kita harus memadukan rasa takut kepada azab Allah (dari kajian ini) dengan rasa harap dan cinta kepada-Nya. Prinsip Dasar Ahlus Sunnah: Tiga rukun ibadah adalah Cinta, Harap, dan Takut.