Hakikat ketergantungan dan Tawakal
Meta Data Kajian
- Pemateri: Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc
- Materi: Riyadush Shalihin
- Sub Materi: BAB 50 | Al-Khauf (rasa takut kepada Allah)
- Tanggal: 2025-12-08
- Link Kajian: https://www.youtube.com/watch?v=8dV-mvzv5so&t=1s
Catatan Kajian
Kajian ini membahas tafsir dari ayat 33-37 Surah Abasa:
“Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.”
| Fokus Utama Kajian | Poin-Poin Inti | Dalil & Referensi Utama | Faedah dan Aplikasi Sehari-hari |
|---|---|---|---|
| 1. Hakikat Lari di Hari Kiamat | Orang-orang di Hari Kiamat lari dari orang-orang terdekat (saudara, orang tua, pasangan, anak) karena tersingkapnya kelemahan dan ketidakmampuan mereka untuk saling membantu. [15:06] Tidak ada yang bisa menyelesaikan masalah orang lain, dan setiap orang sibuk dengan urusannya sendiri (likulli imri'in minhum yauma'idzin sya'nun yughniih). | Al-Qur'an (QS. Abasa: 33-37) | Tawakal Sempurna: Kesadaran ini harus dibawa ke dunia. Di akhirat, fakta ini terang-benderang. Di dunia, hakikatnya sama: hanya Allah yang dapat menolong, namun dunia dan setan sering mengecoh kita. |
| 2. Pentingnya Kesadaran di Dunia | Al-Imam Al-Qurtubi meriwayatkan dari Abdullah bin Thair bahwa jika hakikat ini nampak di dunia, seseorang tidak akan bergantung atau bersandar kepada siapapun selain kepada Allah Ta'ala. [16:16] | Keterangan Ulama (Al-Qurtubi dari Abdullah bin Thair): "Walau zhahara lahu dzalika fid dunya la ma 'ada saian siwaa rabbihit ta'ala" (Kalau hal ini nampak di dunia, dia tidak akan bergantung kepada siapapun kecuali kepada Allah). | Perbaiki Hati: Koreksi hati kita yang sering bergantung pada orang tua, anak, suami/istri, klien, atau buyer. Bergantung kepada makhluk adalah ilusi yang membuat kita kecewa. Hakikatnya, Allah-lah yang menyelesaikan masalah, menyembuhkan penyakit, dan mengatur rezeki. |
| 3. Kuasa Mutlak Allah | Kekuatan seluruh umat manusia untuk membantu kita tidak akan berhasil kecuali jika sesuai dengan ketetapan Allah. Tidak ada yang bisa memberi jika Allah mencegah, dan tidak ada yang bisa mencegah jika Allah memberi. | Hadits Nabi ﷺ: "Lau ijtama'at 'ala an yanfa'uuka bi syai'in lam yanfa'uuka illa bi syai'in qad katabahuLlaahu lak." (Jika seluruh umat berkoalisi untuk membantumu, mereka tidak akan bisa kecuali sesuai apa yang sudah Allah tetapkan untukmu). Hadits Arbain 19 - Menjaga Hak Allah dan Memahami Takdir | Memahami Doa Harian: Pahami makna dzikir setelah shalat: "Allahumma la mani'a lima a'thaita wa la mu'thiya lima mana'ta..." (Ya Allah, tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau beri, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah...). [29:12] |
| 4. Pengecoh Dunia dan Setan | Penyebab utama manusia tidak menyadari hakikat ketergantungan ini di dunia adalah karena Dunia (Mata'ul Ghurur) yang menipu dan Setan (Al-Ghurur) yang memalingkan kita dari Allah. [25:05] | Al-Qur'an (QS. Faathir: 5): "Hai manusia, janji Allah itu benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdaya kamu, dan janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdaya kamu tentang Allah." | Tadabbur Al-Qur'an: Al-Qur'an berfungsi sebagai syifaa' (obat) bagi penyakit-penyakit hati. [33:33] Masalah ketergantungan dan kekecewaan muncul karena kita lalai mentadaburi ayat-ayat Al-Qur'an, padahal ia telah dimudahkan untuk dipahami (fahal min muddakir). [35:03] |
Dengan menyadari hakikat bahwa hanya Allah yang mampu memberi manfaat dan mudarat secara independen, kita dapat memurnikan tawakal dan menghilangkan kecewa dari makhluk.
button-publish