Hari-hari penuntut ilmu
Meta Data Kajian
- Pemateri: Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc
- Materi: Tadzkiratus Sami Wal Mutakallim
- Sub Materi: Penyakit Merendahkan Manusia
- Link Kajian:
Pengantar Kajian
- Bersyukur kita bisa mengikuti metodologi para ulama dalam belajar.
- Yaitu sesuai yang dikatakan Umar bin Khattab, yaitu beradablah lalu belajarlah.
- Mengingat jika seseorang tidak mempelajari tadzkiratus sami atau talim wamutaalim ia akan gagal dalam mempelajari ilmu
- Fakta dari para ulama yang sudah expert,
- Imam Sufyan Attauri: Hadits (ilmu) itu lebih bernilai / tinggi / mewah daripada harta. Dan fitnah ilmu (ujian ilmu) lebih berat dari emas dan perak.
- Maka untuk harta aja kita butuh prinsip-prinsip agar selamat, apalagi untuk ilmu.
- Sehingga ketika kita terus mempelajari ilmu kita akan berhasil.
- Imam Sufyan Attauri: Hadits (ilmu) itu lebih bernilai / tinggi / mewah daripada harta. Dan fitnah ilmu (ujian ilmu) lebih berat dari emas dan perak.
- Ingat akar dari penyakit merendahkan adalah, ingin mendapatkan kedudukan di hadapan mahluk.
Prinsip Penuntut Ilmu
- Prinsip untuk selamat dari fitnah ilmu (ujian ilmu)
- Engga ujub
- Engga riya
- Engga sombong, merendahkan manusia
- Prinsip ulama: tidak mensucikan diri (QS. An-Najm:32)
- Barangsiapa yang berkata saya alim (bentuk singular dari ulama), maka ia bodoh. (Hadits yang riwayat nya lemah)
- Perkataan ualama yang berkaitan, seseorang akan menjadi alim ketika ia terus belajar. Ketika ia sudah merasa tahu, ia sesungguhnya bodoh.
- Imam Malik berkata, aku tidak mau berfatwa (menjawab pertanyaan tentang agama) sampai ada 70 ulama yang merekomendasikan diriku bahwa aku sudah layak.
- Penulis menambahkan keterangan
- Bisa jadi yang diremehkan lebih bersih hatinya, lebih tinggi derajatnya di sisi Allah ﷻ , dan lebih ikhlas.
- Allah ﷻ menyembunyikan 3 hal dari 3 hal
- Allah menyembunyikan ridha-Nya dalam amal ketaatan. Kedua,
- Allah menyembunyikan murka-Nya dalam perbuatan maksiat.
- Ketiga, Allah menyembunyikan para wali-Nya di antara makhluk-Nya.
- Allah ﷻ menyembunyikan wali-Nya di tengah manusia. Orang ngga sadar, atau temennya pun ga sadar bahwa ia wali Allah ﷻ .
- Ada banyak wali-wali Allah yang memiliki kualitas taqwa yang baik tapi tidak diketahui oleh orang lain
Merendahkan Wali Allah ﷻ
- Boleh jadi / àsaa yang disebutkan dalam surah Al-Hujurat:11 secara simple aritnya "bisa jadi". Tetapi ketika kita baca di Al-Quran (firman Allah ﷻ ), menurut Imam Qurtubi maknanya adalah pasti & wajib, kecuali dalam surah At-Tahrim:5.
- Hati-hati ketika kita yang remehkan adalah Wali Allah
- Hadits Qudsi dari riwayat Imam Bukhari, barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku izinkan perang dengan nya.
- Wali Allah definisinya dalam QS. Yunus
- Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَا نُوْا يَتَّقُوْنَ
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa."
(QS. Yunus 10: Ayat 63)
- Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-apk.com
- Rasulullah ﷺ besabda, ada banyak as'ad (orang yang rambutnya berantakan), dia ga punya kemampuan berlebih dengan keterbatasan kalau datang ditolak. Sekali dia aksama / meminta kepada Allah ﷻ akan kabulkan.
1. Kata Imam Syafi'i ada yang menjadikan kondisi fakir / miskin adalah pilihan - Maksud aksama
- Kalau dia berdo'a langsung dikabulkan
- Kalau dia bersumpah kejadian
- Dalam shahih Bukhari, seorang perempuan bernama Rubayyi mematahkan gigi seseorang. Ia minta maaf tapi tidak dimaafkan. Rasulullah ﷺ datang dan mengatakan qisos. Gigi dengan gigi, kecuali pihak korban memaafkan. Anas bin Nadhr berkata, apakah gigi Rubayyi ini akan dipatahkan Rasulullah ﷺ ? Dia menambahkan demi Allah ﷻ gigi saudara ku tidak akan dipatahkan Rasulullah ﷺ bersabda ini hukumnya qisos. Seketika kondisi terbalik, korban memaafkan. Rasulullah ﷺ bersabda, sesungguhnya ada di antara kalian yang berdo'a lalu seketika dikabulkan.
- Para ulama memberi keterangan inilah cara Allah ﷻ meninggikan derajat seseorang.
- Dalam shahih Bukhari, seorang perempuan bernama Rubayyi mematahkan gigi seseorang. Ia minta maaf tapi tidak dimaafkan. Rasulullah ﷺ datang dan mengatakan qisos. Gigi dengan gigi, kecuali pihak korban memaafkan. Anas bin Nadhr berkata, apakah gigi Rubayyi ini akan dipatahkan Rasulullah ﷺ ? Dia menambahkan demi Allah ﷻ gigi saudara ku tidak akan dipatahkan Rasulullah ﷺ bersabda ini hukumnya qisos. Seketika kondisi terbalik, korban memaafkan. Rasulullah ﷺ bersabda, sesungguhnya ada di antara kalian yang berdo'a lalu seketika dikabulkan.
Dalil
- Al-Hujurat:11
- Al-Hujurat:13
- An-Najm:32
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰۤى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّنْ نِّسَآءٍ عَسٰۤى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۚ وَلَا تَلْمِزُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَا بَزُوْا بِا لْاَ لْقَا بِ ۗ بِئْسَ الِا سْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِ يْمَا نِ ۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 11)
- Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-apk.com
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَلَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبٰٓئِرَ الْاِ ثْمِ وَا لْفَوَا حِشَ اِلَّا اللَّمَمَ ۙ اِنَّ رَبَّكَ وَا سِعُ الْمَغْفِرَةِ ۗ هُوَ اَعْلَمُ بِكُمْ اِذْ اَنْشَاَ كُمْ مِّنَ الْاَ رْضِ وَاِ ذْ اَنْتُمْ اَجِنَّةٌ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ ۚ فَلَا تُزَكُّوْۤا اَنْفُسَكُمْ ۗ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقٰى
"(Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali kesalahan-kesalahan kecil. Sungguh, Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. Dia mengetahui tentang kamu, sejak Dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika kamu masih janin dalam perut ibumu. Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertakwa."
(QS. An-Najm 53: Ayat 32)
- Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-apk.com
Hari-hari Penuntut Ilmu
- Khairun bin Ahmad memberi keterangan ada empat bentuk hari
- Hari pertama: Bertemu orang yang lebih berilmu daripada ku. Hari itu aku belajar, ghonimah.
- Hari kedua: Bertemu orang yang lebih rendah ilmu nya daripada ku. Saat itu aku support, aku arahkan dan beri nasihat (lihat konteks dulu). Spirit sharing bukan merendahkan.
- Hari ketiga: Bertemu orang yang satu level. Aku belajar barung, murojaah, mujarakoh, berdiskusi.
- Hari keempat: Bertemu orang yang lebih rendah ilmunya tapi merasa di atas kita. Aku ga akan merespon dan aku anggap itu hari istirahat / liburku. Sifat rohah yang sering diimplementasikan para ulama.
QnA
- Nasihat dalam melihat level agama keluarga calon pasangan
- Melihat kondisi level agama keluarga calon penting, dan disyariatkan dalam fiqih
- Melihat di sini untuk meminimalisir konflik, bukan untuk merendahkan
- Jikapun kondisi itu diterima, maka harus effort lebih ketika sudah menikah untuk menjaga hal tersebut tidak mempengaruhi negatif ke rumah tangga, menjalin silaturahmi.
- Satu frekuensi / satu level itu kondisi paling ideal memang tapi jika ingin realistis pertimbangkan poin 3.
- Nasihat untuk bersabar. Rasulullah ﷺ bersabda, untuk jadi bijak perlu ilmu dan pengalaman.
- Banyak berdo'a ketika berangkat keluar dari rumah, naik kendaraan
Pengamalan
- Penting nya beradab sebelum berilmu. Agar kita bisa selamat dan sukses. Mengingat fitnah ilmu lebih tinggi daripada fitnah harta.
- Perlunya tafsir disamping terjemahan Al-Quran. Contohnya ketika ketemua kata 'asaa yang maknanya wajib ketika ditemui dalam firman Allah ﷻ (Kecuali dalam QS. At-Tahrim:5).
- Hati-hati merendahkan orang lain. Bisa jadi orang itu lebih mulia di sisi Allah ﷻ . Atau lebih parah lagi dia adalah Wali Allah ﷻ .
- Dalam dunia ilmu kita dididik terhadap sesama manusia
- Hati hati
- Memuliakan
- tidak mudah menilai dzahir / casing orang lain. Apalagi meremehkan dan menjatuhkan