Keadaan hari akhirat
Meta Data Kajian
- Pemateri: Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc
- Materi: Riyadush Shalihin
- Sub Materi: BAB 50 | Al-Khauf (rasa takut kepada Allah)
- Tanggal: 2025-10-14T00:00:00.000+07:00
- Link Kajian: https://www.youtube.com/watch?v=kQPlmy3M2h4
Catatan Kajian
1. Jangan Tertipu oleh Kepandaian Berbicara di Dunia
Di dunia, seseorang yang berada di pihak yang salah seringkali lebih mahir berbicara (jago bicara), bahkan mampu memutarbalikkan fakta, mencari kambing hitam, memfitnah, atau playing victim. Orang yang benar bisa terkesan salah karena kalah dalam argumen atau takut berbicara [21:09] - [23:45].
-
Aplikasi Harian: Jangan mengandalkan kemampuan lisan (retorika, bluffing) untuk menzalimi orang atau membenarkan kebatilan. Hari Kiamat adalah hari kebenaran mutlak di mana keterampilan duniawi ini tidak berlaku. Fokuslah pada kejujuran dalam setiap ucapan dan perbuatan, karena Allah Maha Mendengar.
-
Referensi Al-Qur'an:
-
2. Jadikan Keselamatan (Sallim) sebagai Prioritas Utama
Di Hari Kiamat, suasana begitu genting dan mencekam sehingga tidak ada harapan duniawi yang tersisa. Bahkan para Rasul pun tidak memikirkan apapun kecuali keselamatan.
-
Aplikasi Harian: Segala hiruk-pikuk dan ambisi duniawi (harta, jabatan, kesuksesan) harus dinomorduakan di bawah keselamatan di akhirat. Jika ditimpa penyakit atau musibah, orang hanya ingin sembuh (selamat); kondisi di akhirat jauh lebih berat. Prioritaskan amal yang mendatangkan keselamatan dari api neraka.
-
Referensi Hadis:
3. Kejar Iman dan Takwa untuk Menjadi Golongan yang Berbahagia
Pada Hari Kiamat, manusia hanya terbagi menjadi dua golongan:
-
Sengsara (Syaqiy): Orang yang kufur kepada Allah, mendustakan rasul-Nya, dan memaksiati perintah-Nya [31:51].
-
Berbahagia (Sa'id): Orang-orang yang beriman dan bertakwa [32:11].
-
Aplikasi Harian: Kejar kebahagiaan sejati dengan cara beriman dan bertakwa. Jangan sampai tertipu dengan kesuksesan duniawi yang membuat kita mengorbankan akhirat. Fokuslah mempersiapkan diri menjadi golongan sa'id karena hari itu pasti datang [35:04].
-
Referensi Al-Qur'an: