Kengerian Hari Kiamat

Meta Data Kajian

Catatan Kajian

Fokus Utama Kajian Poin-Poin Inti Dalil & Referensi Faedah dan Aplikasi Sehari-hari
I. Konsep Rasa Takut (Khauf) Kepada Allah Rasa takut kepada Allah tidak boleh berdiri sendiri; ia harus disandingkan dengan rasa harap (raja') dan rasa cinta (mahabbah). Ketiganya adalah rukun ibadah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah: Batasan rasa takut yang benar adalah yang menghalangi kita dari perbuatan maksiat. Keseimbangan Hati: Padukan tiga rukun ibadah (cinta, takut, harap) agar tidak berlebihan (ekstrem) atau meremehkan (lalai) dalam beribadah.
Perbedaan Takut Kepada Allah dan Makhluk Takut kepada makhluk adalah akar dari kegalauan, kecemasan (anxiety), dan ketidaktenangan, karena membuat kita menghindarinya. Prinsip Tauhid: Rasa takut kepada selain Allah akan menjauhkan, tetapi rasa takut kepada Allah adalah syarat kebahagiaan dan ketenangan, karena membuat kita berusaha mendekati-Nya. Ketenangan Jiwa: Sadari bahwa rasa takut kepada Allah membawa ketenangan, bukan kegelisahan, karena ia mendorong kita untuk lari kepada Allah, bukan lari dari Allah.
II. Kengerian Hari Kiamat (As-Sakhkhah) Salah satu nama Hari Kiamat adalah "As-Sakhkhah" (yang memekakkan/menggetarkan telinga). QS. Abasa (33): "Maka apabila datang suara yang memekakkan (telinga)." Tadabbur Ayat: Jangan remehkan atau jadikan Hari Kiamat sebagai lelucon. Tiupan sangkakala kedua adalah peristiwa yang sangat dahsyat dan menakutkan, yang akan menggoncangkan hati.
Situasi pada Hari Kiamat Pada hari itu, setiap orang akan disibukkan oleh urusan dirinya sendiri. Manusia akan lari dari: QS. Abasa (34-37): "Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya." Prioritas Amalan: Dunia tidak akan bisa membantu di hari itu, bahkan keluarga terdekat sekalipun. Fokus pada amal saleh karena ia adalah satu-satunya penolong sejati.
Penyesalan yang Dahsyat Kengerian hari itu (al-ahwal) akan menyebabkan hati berguncang dan membuat manusia sadar betapa besarnya kebutuhan mereka terhadap amal saleh yang dahulu mereka remehkan dan sia-siakan di dunia. Penjelasan Ulama Tafsir: Suara itu menggoncangkan hati karena manusia melihat kondisi yang mengerikan dan sangat membutuhkan amal saleh. Amalan Praktis: Segeralah (badiru bil a'mal) dalam beramal saleh selagi pintu amal masih terbuka. Kesempatan di dunia tidak akan datang selamanya, dan penyesalan di akhirat tidak berguna.

Dalil

QS. 'Abasa 80:33

فَاِذَا جَاۤءَتِ الصَّاۤخَّةُ ۖ

Artinya: "Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),"

QS. 'Abasa 80:34

يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ

Artinya: "pada hari itu manusia lari dari saudaranya,"

QS. 'Abasa 80:35

وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ

Artinya: "dan dari ibu dan bapaknya,"

QS. 'Abasa 80:36

وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ

Artinya: "dan dari istri dan anak-anaknya."

QS. 'Abasa 80:37

لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ

Artinya: "Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya."