Menghadapi pekerjaan yang mengandung kedzaliman
Meta Data Kajian
- Pemateri: Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc
- Materi: Riyadush Shalihin
- Sub Materi: BAB 50 | Al-Khauf (rasa takut kepada Allah)
- Tanggal: 2025-12-08
- Link Kajian: https://www.youtube.com/watch?v=Y7SdUNhA4hM
Catatan Kajian
1. Menghadapi pekerjaan yang mengandung Kedzaliman
Ketika Anda mendapatkan pekerjaan yang baik melalui doa, tetapi menemukan praktik kezaliman di dalamnya, jangan buru-buru keluar. Perlu analisis mendalam sebelum mengambil keputusan.
-
Aplikasi Harian:
-
Lakukan Istikharah [19:51]: Cari petunjuk dari Allah secara umum dengan doa, atau secara khusus dengan Salat Istikharah.
-
Analisis Masalah: Bedakan antara kezaliman yang dilakukan oleh Oknum dengan kezaliman yang sudah menjadi Sistem/Budaya perusahaan.
-
Jika Oknum: Upayakan untuk menyelesaikan atau meminimalisir kezaliman tersebut. Ini bisa menjadi peran Anda (Amar Ma'ruf Nahi Mungkar) [20:23].
-
Jika Sistem/Budaya dan Anda terseret menjadi bagian dari kezaliman tersebut tanpa bisa mengubahnya, maka bertawakal kepada Allah dan cari pekerjaan lain.
-
-
-
Faedah dan Referensi:
-
Carilah rezeki halal. Ingatlah: "Bumi Allah itu luas (Ardullahi wasi’ah)" dan jiwa tidak akan wafat sebelum rezekinya disempurnakan 22:58
-
- Rezeki dan Ajal#Rezeki telah habis dan amalan telah usai
2. Menanamkan rasya syukur dan qana'ah pada anak
Untuk mencegah anak membanding-bandingkan diri dengan orang lain dan memiliki sifat iri, orang tua harus melalui proses panjang yang dimulai dari diri sendiri.
-
Aplikasi Harian:
-
Mulai dari Orang Tua: Jadilah orang tua yang bersyukur. Jika Anda hanya melihat kekurangan anak, berarti Anda lupa bersyukur atas nikmat anak itu sendiri [26:05] - [27:15].
-
Komunikasi: Angkat nikmat-nikmat Allah di hadapan anak. Jelaskan bahwa perbedaan rezeki yang dimiliki setiap orang adalah konsekuensi dari perbedaan tanggung jawab dan amal yang akan dihisab [28:05] - [29:09].
-
Definisi Kebahagiaan: Ajarkan bahwa kebahagiaan dan keberhasilan sejati dilihat dari iman dan ketakwaan, bukan dari barang, penampilan, atau gaya hidup [29:15].
-
-
Faedah dan Referensi Ulama:
- "Al-jazā'u min jinsil-'amal" (Balasan tergantung jenis perbuatan). Balasan bagi orang yang tidak bersyukur adalah tidak mendapatkan rasa syukur [27:25].
3. Mengatasi trauma dari ayah dan rasa takut menikah
Bagi anak yang memiliki trauma akibat kezaliman atau perlakuan kasar dari orang tua (khususnya ayah) dan berjuang untuk berbakti serta berdamai dengan masa lalu.
-
Aplikasi Harian:
-
Lakukan Mujahadatun Nafs: Ini adalah perjuangan melawan diri sendiri yang berat, tetapi ganjaran (surga dan keberkahan hidup) sepadan dengan beratnya perjuangan tersebut [31:19] - [34:20].
-
"Menyapih" Hati: Sifat negatif atau trauma dalam hati harus dilawan dan dipaksa berhenti. Jangan biarkan ia bertumbuh [35:10].
-
Pisahkan Isu: Jangan trauma dengan institusi pernikahan. Masalahnya bukan pada pernikahan, tetapi pada pemilihan pasangan [36:27]. Fokuskan pilihan pada agama dan akhlak.
-
-
Referensi Hadis dan Ulama:
- Hadis tentang Jihad: Rasulullah ﷺ bersabda: "Al-Mujahid adalah orang yang berperang melawan dirinya agar tetap berjalan di atas ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala." [31:23].
- Hadis tentang Memilih Pasangan: "Apabila datang (melamar) seorang laki-laki yang kalian rida agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah..." [36:56].
4. Menyikapi Perselingkuhan dan Trauma Rumah Tangga
Bagi istri yang berjuang melawan trauma perselingkuhan suami, dan suami yang mencoba menyalahkan takdir.
-
Aplikasi Harian:
-
Koreksi Mindset Suami: Jangan pernah menyalahkan Allah atas terjadinya dosa (taqdir). Perselingkuhan terjadi karena ketiadaan benteng pertahanan dan kurangnya tawakal kepada Allah, bukan karena dipertemukan [43:07].
-
Perbaikan Suami: Suami wajib bertaubat taubat nasuha dan memperbaiki performa serta berusaha memberikan rasa tenang kepada istri lebih dari sebelumnya. Kesalahan fatal butuh diobati [45:18] - [48:24].
-
Obat Trauma Istri: Bagi istri, obat untuk trauma dan overthinking adalah memperbanyak dzikrullah (mengingat Allah) [48:32].
-
-
Referensi Ulama:
- Hindun binti Muharlam berkata: "Saya tidak pernah melihat solusi yang lebih baik bagi wanita-wanita salehah, bahkan wanita-wanita yang buruk, dibanding dinikahkan dengan laki-laki yang bisa menenangkan mereka." [39:12] - [41:06]. Ini menegaskan bahwa kebutuhan utama wanita adalah ketenangan yang diberikan suami.