Sabar dalam Ketaatan adalah Derajat Tertinggi
Meta Data Kajian
- Pemateri: Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lc
- Materi: Tadzkiratus Sami Wal Mutakallim
- Sub Materi: Sabar
- Tanggal: 2025-12-08
- Link Kajian: https://gemini.google.com/app/b09b9a01cc05068c
Catatan Kajian
Kajian ini membahas tentang adab menuntut ilmu dan hakikat sabar, khususnya sabar dalam menjalankan ketaatan, yang merupakan derajat sabar tertinggi.
Berikut adalah rangkuman faedah utama yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Tujuan Utama Menuntut Ilmu adalah Mendekat kepada Allah
-
Aplikasi Harian: Ilmu bukan hanya sekadar wawasan (knowledge), tetapi harus menjadi bekal untuk memperbaiki hubungan dengan Allah. Adab yang baik (bil adabi tafhamul ilma) adalah kunci untuk meraih ilmu yang bermanfaat (ilmu nafi').
-
Referensi Ulama (Ibnu Hazam):
Sebaik-baik ilmu itu adalah yang mendekatkan Anda kepada pencipta Anda dan yang menolong Anda agar meraih rida pencipta Anda tersebut.
2. Sabar dalam Ketaatan adalah Derajat Tertinggi
Sabar dibagi menjadi tiga tingkatan. Sabar dalam menjalankan perintah Allah (sabar ketaatan) menempati posisi tertinggi karena adanya pilihan (kasab) untuk melakukannya atau tidak, berbeda dengan sabar dalam musibah yang tidak ada pilihan selain menerima.
-
Aplikasi Harian: Fokuskan energi untuk konsisten dalam ketaatan, karena inilah yang paling sulit. Sabar menghindari maksiat kedudukannya lebih rendah karena ia berfungsi sebagai tindakan pencegahan (preventif) dan penunjang (support) agar ketaatan dapat dijalankan secara maksimal.
-
Referensi Ulama (Ibnu Qayyim):
Larangan (nahyu) itu tujuannya untuk men-support perintah (amar). Menjauhi maksiat tujuannya adalah untuk menyempurnakan ketaatan. Sisi perintah (tha'ah) jauh lebih kuat dan lebih ditekankan, layaknya kesehatan dan kehidupan.
3. Tiga Kiat Sukses Sabar dalam Ketaatan
Ketaatan yang dijalankan secara konsisten menghadapi dua ancaman besar, sehingga sabar dalam ketaatan harus diwujudkan melalui tiga kiat berikut:
A. Konsisten (Dawamut Ta'ah)
-
Aplikasi Harian: Lakukan ketaatan secara berkesinambungan (kontinu), bukan sesekali. Hal-hal besar membutuhkan konsistensi, bukan hanya semangat sesaat di awal.
-
Referensi Hadis:
"Amalan yang paling Allah cintai itu yang paling kontinu (konsisten), walaupun sedikit."
B. Menjaga Keikhlasan
-
Aplikasi Harian: Konsistensi dalam ibadah berisiko membuat hati menjadi hambar (flat), hanya rutinitas tanpa roh (roh). Jagalah niat (muhasabah) sebelum dan sesudah beribadah agar ibadah tidak hanya zahir (fisik) tetapi juga batin (hati).
-
Referensi Al-Qur'an:
C. Sesuai dengan Ilmu dan Sunnah
-
Aplikasi Harian: Ketaatan yang rutin dan diulang-ulang, jika tidak disegarkan ilmunya, rentan bergeser dan keluar dari tuntunan yang benar (Sunnah). Pastikan setiap ibadah yang kita lakukan sesuai dengan pakem (tuntunan) Rasulullah ﷺ.
-
Referensi Ulama: Ancaman ini terjadi ketika ibadah tidak sesuai dengan ilmu dan tuntunan Rasulullah ﷺ, sehingga wajib untuk terus mengkaji dan menyegarkan pemahaman ilmu.