Yang pertama kali menjauh dari anaknya

Meta Data Kajian

Catatan Kajian

Rangkuman Kajian: Kontras Kasih Sayang Dunia dan Akhirat

Kajian ini melanjutkan pembahasan tentang Surah Abasa ayat 33-37 dan mendalami keterangan para ulama mengenai kondisi di Hari Kiamat.

Fokus Utama Kajian Poin-Poin Inti Dalil & Referensi Utama Faedah dan Aplikasi Sehari-hari
1. Kengerian Hari Kiamat Pada hari ditiupnya sangkakala kedua, manusia akan lari dan menjauh (yaum yafirul mar'u) dari orang-orang terdekatnya, termasuk saudara, ibu, ayah, pasangan, dan anak, karena setiap orang sibuk dengan urusannya sendiri (likulli imri'im minhum yauma'idzin sya'nun yughniih). [03:35] Al-Qur'an (QS. Abasa: 33-37) Tingkat Kengerian: Lari dari keluarga menunjukkan betapa menakutkannya Hari Kiamat. Jika para nabi saja berlepas diri, apalagi kita. Ini menjadi peringatan untuk segera memperbaiki amal. [20:16]
2. Contoh Berlepas Diri di Akhirat Al-Hasan Al-Bashri (rahimahullah) menjelaskan bahwa beberapa tokoh akan berlepas diri di Hari Kiamat: Keterangan Ulama (Al-Hasan Al-Bashri): Disebutkan dalam Tafsir Al-Qurtubi: Inti Permasalahan: Berlepas diri ini terjadi karena ikatan keimanan telah terputus (karena tidak beriman atau beramal saleh). [20:41]
- Nabi Ibrahim akan menjauh dari ayahnya (karena sang ayah tidak beriman). [05:18]
- Nabi Nuh akan menjauh dari anaknya (karena sang anak tidak beriman). [05:31]
- Nabi Luth akan menjauh dari istrinya (karena sang istri tidak beriman). [05:39]
3. Kontras Kasih Sayang Nabi Nuh Di dunia, Nabi Nuh menunjukkan kasih sayang luar biasa kepada anaknya, bahkan di detik-detik genting. Saat ombak setinggi gunung (kal jibaal) melanda, Nabi Nuh masih memanggil anaknya untuk naik ke bahtera bersamanya. [17:42] Setelah sang anak tenggelam, Nabi Nuh masih membela dan mendoakannya kepada Allah, hingga Allah menegur (QS. Hud: 46) bahwa ia bukan bagian dari keluarga yang dijanjikan selamat karena perbuatannya tidak baik (innahu 'amalun ghairu shaalih). [14:44] Al-Qur'an (QS. Hud: 42-47) Jadikan Iman sebagai Ikatan Utama: Nabi Nuh yang memiliki kasih sayang sedemikian besar saja akan menjauh dari anaknya di Hari Kiamat karena kengerian hari itu dan terputusnya ikatan iman. [21:58] Pelajaran utamanya adalah menjaga iman dan tauhid agar kita mendapatkan naungan Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. [23:34]
4. Bekal untuk Hari Kiamat Kesadaran akan kengerian Hari Kiamat harus membuat kita tidak terlenakan oleh kehidupan dunia. [23:34] Ibrah: "Dzalikal yaumul haqq" (Hari itu pasti terjadi). [23:13] Prioritas: Jaga iman, jaga tauhid, dan jaga diri dari kesyirikan serta dosa-dosa lain. [23:43] Fokus pada bekal akhirat.

QS. Hud 11:42

وَهِيَ تَجْرِيْ بِهِمْ فِيْ مَوْجٍ كَالْجِبَالِۗ وَنَادٰى نُوْحُ ِۨابْنَهٗ وَكَانَ فِيْ مَعْزِلٍ يّٰبُنَيَّ ارْكَبْ مَّعَنَا وَلَا تَكُنْ مَّعَ الْكٰفِرِيْنَ

Artinya: "Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, “Wahai anakku! Naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.”"