An-Nawawi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

An-Nawawi (Nawa, 631 H – Damaskus, 24 Rajab 676 H) adalah seorang fukaha, ahli hadis fiqih dan ulama Mazhab Syafi'i.

Semasa hidupnya dia selalu menyibukkan diri dengan menuntut ilmu, menulis kitab, menyebarkan ilmu, dan melaksanakan ibadah. Pakaian dia adalah kain kasar, sementara serban dia berwarna hitam dan berukuran kecil. Imam al-Suyuti menyebutkan bahwa Imam Nawawi adalah salah satu dari wali [1]

Nasab

[sunting | sunting sumber]

Nasab An-Nawawi adalah Yahya bin Syaraf bin Muri bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jam'ah bin Hizam. Kunya yang diberikan kepadanya ialah An-Nawawi Ad-Dimasyqi serta Abu Zakaria Muhyiddin.[2] Penyematan An-Nawawi diberikan kepadanya dari nama Nawa yang merupakan desa tempat kelahirannya. Sedangkan Ad-Dimasyqi diberikan kepadanya dari nama Damaskus yang merupakan tempat kematiannya.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Imam Nawawi pindah ke Damaskus pada tahun 649 H dan tinggal di distrik Rawahibiyah. Di tempat ini dia belajar dan sanggup menghafal kitab at-Tanbih hanya dalam waktu empat setengah bulan. Kemudian dia menghafal kitab al-Muhadzdzabb pada bulan-bulan yang tersisa dari tahun tersebut, di bawah bimbingan Syaikh Kamal Ibnu Ahmad.

Sang Imam belajar pada guru-guru yang amat terkenal seperti Abdul Aziz bin Muhammad Al-Ashari, Zainuddin bin Abdud Daim, Imaduddin bin Abdul Karim Al-Harastani, Zainuddin Abul Baqa, Khalid bin Yusuf Al-Maqdisi An-Nabalusi dan Jamaluddin Ibn Ash-Shairafi, Taqiyuddin bin Abul Yusri, Syamsuddin bin Abu Umar. Dia belajar fiqih hadits (pemahaman hadits) pada asy-Syaikh al-Muhaqqiq Abu Ishaq Ibrahim bin Isa Al-Muradi Al-Andalusi. Kemudian belajar fiqh pada Al-Kamal Ishaq bin Ahmad bin usman Al-Maghribi Al-Maqdisi, Syamsuddin Abdurrahman bin Nuh dan Izzuddin Al-Arbili serta guru-guru lainnya. Imam Nawawi juga belajar kepada Imam Jamaluddin Malik, pengarang buku gramatika bernuansa puisi yang terkenal yaitu Alfiyah.[3]

Pengajaran

[sunting | sunting sumber]

Tidak sedikit ulama yang datang untuk belajar ke Iman Nawawi. Di antara mereka adalah al-Khatib Shadruddin Sulaiman al-Ja’fari, Syihabuddin al-Arbadi, Shihabuddin bin Ja’wan, Alauddin al-Athar dan yang meriwayatkan hadits darinya Ibnu Abil Fath, Al-Mazi dan lainnya.

Karya tulis

[sunting | sunting sumber]

Imam Nawawi meninggalkan banyak karya ilmiah yang terkenal. Jumlahnya sekitar empat puluh kitab, diantaranya: Dalam bidang hadits:

Dalam bidang fiqih:

Dalam bidang bahasa:

Dalam bidang akhlak:

Dan lain-lain: